Ini pose-pose favorit ;)











Be a tourist!





Together time!




Waktu2 jadi gembel bandara! 


So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again, my love
Overseas from coast to coast
To find the place I love the most
Where the fields are green
To see you once again, my love.. -Westlife-
Well, malam ini adalah malam ke3 aku berkutat dengan beberapa tuntutan akademis, yang detik demi detik menjajahi nikmatnya indahnya setiap malam. 3 moment waktu yang paling aku suka. Subuh. Senja. Dan malam setelah jam 12 malam. Yang paling sering kunikmati itu senja. Tapi yang paling aku sukai itu setelah jam 12 malam. Keheningannya, ketenangannya, dinginnya dan suasananya sangat efektif untuk berfikir, merenung dan menulis. Malam ini, tak sengaja, lagu westlife mylove yang kucuplik diatas mengalun di playlist mp3 ku. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Betapa manisnya sebuah harapan. Betapa syahdunya sebuah impian. Ya aku terus tersenyum. Terlepas dari semua tuntutan akademis, terlepas dari semua tuntutan finansial, moral dan sosial yang akhir-akhir ini kian mengejarku. Hanya di pertengahan malam ini, aku bisa tersenyum lepas, mengendurkan otak untuk berhenti berfikir dan bekerja sejenak saja.

Alunan lagu terdengar mendayu dan lama ditelinga, nampaknya ia tahu sang pendengar masih ingin terus menikmatinya. :) Kembali lagu kuulas senyum.

Aku tak berharap curhat-curhat dan tulisanku disini dibaca dan menginspirasi orang. Karena bukan itu tujuanku menulis di halaman sederhana kuning ini. Mungkin lebih sekedar berbagi yang tidak bisa aku ucapkan. Ya itu lebih tepatnya. Entah kenapa tangan ini pun terus bergerak tanpa diperintah. MUngkin ia sudah berintegrasi dengan hati dan otak untuk mengungkapkan beberapa perasaan yang tidak bisa diungkapkan lewat lisan ataupun organ lainnya. Aneh, padahal kegiatan yang dilakukan sama. Aku sudah menulis beberapa tugas makalahku 20 lembar, menulis berita juga sudah biasa, tapi rasanya beda saat menulis di lembar kuning ini. Otak sama sekali tak diizinkan untuk berfikir entah sedetikpun. Semua mengalir begitu cepat dan syahdunya. Mungkin jika dibiarkan aku bisa bertahan tidak tidur sampai subuh untuk menulis dihalaman ini. Terlalu banyak cerita yang belum sempat atau tidak bisa dibagi. Terlalu banyak rasa yang sulit diungkap dan dijelaskan, terlalu banyak pelajaran hidup yang harus digambarkan detail hingga bisa diambil kesimpulannya. Rasa menulisnya beda.

Akhir-akhir ini, mungkin memang bulan-bulan ujian. UAS kampus, UAS iman, UAS mental, UAS hati, dan UAS sikap. dan masih banyak UAS lagi. Meskipun nampak terlihat biasa2 saja dari luar, tapi sebenarnya banyak sekali gejolak UAS yang tiap detik meghantui dan terus menguras fikiran. Mungkin ingin rasanya menumpahkan semuanya, tapi tak elok rasanya untuk media publik seperti ini hanya untuk berkeluh kesah. :) Terlalu banyak alasan untuk bersyukur daripada mendata semua keluhanmu. :) Toh, pada akhirnya semua juga akan berakhir.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.44. Ah, masih sore rupanya,karenanya aku akan berbagi sedikit tentang beberapa hal yang menguras fikiranku beberapa bulan ini.

Aku sadar, kedua orang tuaku memang sudah aktif didunia politik sejak beberapa tahun yang lalu. KArena itu pula aku agak apatis dengan "konsep to be better life"nya Miriam Budiharjo mendefinisikan Politik. Ya, karena sejak dulu aku tahu jatuh bangunnya perjuangan orang-orang yang berjuang di dunia politik, hitam putihnya, dan asam manisnya. Meskipun hanya meraba-raba permukaan namun, secara tidak langsung sejak kecil, tanpa disadari rasa-rasa kepedulian atas isu nasional mulai tertanam. Ya Sejak kecil. Tapi kembali lagi, karena mungkin ada faktor lain yang membuat aku begitu negatif dengan kata "politik" sehingga hingga saat ini pun, dimana politik menjadi santapanku setiap harinya, tetap tidak merubah sifat apatisku itu.

Mungkin itu juga yang membentuk karakterku menghadapi politik kampus sama apatisnya. Politik kampus hanyalah Permainan, permainan para partai-partai yang berkepentingan agar dianggap berkuasa dan gagah. Ya. Benar. Tak ada idealisme murni untuk membangun.

Mungkin aku kini sadar, tanpa dikaji pun akan nampak jelas mengapa partisipasi politik di Indonesia semakin menurun. KArena apatisme terhadap politik dan kepercayaan publik kepada partai atau aktor politik makin menurun. Yah, sebut saja kasus yang sudah malas sekali aku sebut, KORUPSI, dan janji palsu. Karena figur yang diunggulkan hanya menjadi alat, dan tidak punya integritas baik.

sepertinya, moodku berubah saat kita terlalu dalam membahas kasus ini. JAdi ingin berhenti menulis. KArena. Karena. KArena jika aku lanjutkan terus tangan ini berbicara, akan sangat banyak kata negatif dan kritik yang keluar sehingga membuat efek mood negatif sejak awal dan rasa kantuk. Ah, oke Skip. Gak usah bahas itu. Biarlah masalah tetap jadi masalah, tapi jangan dianggap masalah. Anggap saja iklan kehidupan. yang endingnya selalu kita nanti-nantikan.

Tapi dilain sisi aku bersyukur, ditengah kounitas yang sangat menantang, ALlah masih begitu baik menghadiahkanku sebuah keluarga yang tak kenal politik dan background identitas personal. Ya Sabilussalam. Pondok sederhana di pinggiran kota CIputat yang sudah menjadi rumah keduaku. Ada stau yang meleburkan semua warna, identitas, kekuasaan, jabatan, kedudukan, ras. Yaitu saat berhadapan dengan Tuhan. :)

Aku tahu mungkin sedikit ketulusan yang tersisa di muka bumi ini.
Kecil kejujuran yang ada d dunia kecil yang menjadi pengharapan mayoritas umat manusia.
Apalagi keikhlasan.
Rasa-rasa tanpa pamrih ini yang sangat jarang ditemukan...
Hal-hal yang sangat aku rindukan,
Sometimes, Itu malah datang bukan dari orang didekatku, bukan dari teman2 kelasku atau orang2 disekelilingku, tapi dari ucapan terimakasih abang angkot, syahdunya azan kakek di Masjid Darussalam, dan Doa tulus seorang guru yang kini terus mengiringi muridnya dalam setiap langkah..

banyak penilaian, hujatan dan prasangka muncul kemarin.Tapi biarlah, biarlah biarlah semua prasangka yang berkata, biarlah mereka yang menduga-duga, biarlah mereka yang menilai.

Lakukan sesuatu katakan sesuatu jangan karena orang lain. tapi keyakinan mengapa kamu harus melakukannya. itu akan membuatmu lebih tenang saat ada serangan apapun yang datang.

Ya Allaah...
Akhirkan hamba dengan keadain baik.
Tuhkan, selalu ada setets dan 2 tetes yang mengalir di setiap akhir tulisan di lembaran kuning ini. Huah! :)

Memang selalu ada dimana dibutuhkannya mengeluarkan semua ini,  Biarlah yang tak terucap mencair ketimbang menggumal menjadi dendam dan penyakit hati. Biarkan ia jadi saksi bahwa hambaMu ini, masih sangat takut kau abaikan sedetik saja YA Rab..

Biarkan semua kepenatan itu meleleh dengan panasnya suhu badan, Biarlah semua hujatan, kata-kata pembelaan dan pembuktian-pembuktian pembelaan diri hanyut dengan derasnya peluh dingin di malam yang suhunya tidak begitu panas dan tidak begitu dingin ini.  .. habiskan,,, bersihkaan,,, keluarkan semua sampai tak ada yang tersisaaa.. habiskan sampai kata lelah itu tidak ada lagi...


Tak sadar sudah 2.13.Sudah dulu ngecharge-nya. MAu lanjut paper UAS kampus 10 halaman nih. :)