Firsly, i just want to raise a big praise to my Lord Allah Subhanahu Wata'ala, who allowed me to finish this long trip with my great family delegates of Indonesia. Without His bless, and luxurious, i am nothing at all.
Secondly, to my lovely big messenger Prophet Muhammad SAW, who always accompany me and you all as His beloved Ummah antil the End of the day. Without you, My Prophet, i am lost! surely.
Then, my big family, my mom-dad, my grandma and all my uncles and aunts that i ever had Who gave big support materials, and prays for me all the time. and also my proudly friends, (IRIC 2011, HI UIN 2011, 34 graduate Darunnajah, Sabilussalam 2011,Teen's, and other which cannot i mentioned one by one) without all your support i cant do anythings.
okey, lets to the point. i never thought that India will be the first country that i visited. in my 10 big plans 2012, Japan is my first destination. but actually, its not a big matter for me. Well, i go there with my incridible delegates from UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, They are Andri Zainal (My perfectionist Head delegates), Amrullah (his soul mate), Mike Martaleta, Farah Dina, Dicky Afriawan, me and Lily (she is a UNPAD's student who join our delegate team)
(here we are)
okey, sekarang kita pindah bahasa ke bahasa purba kita saja. gue cuma mau nge share gimana perjalanan kita kemaren yang penuh perjuangan, tawa tangis, lapar-kenyang, lari jalan, dibantu, membantu, jadi orangkaya ampe gembel internasional. banyak pertanyaan yang muncul setelah gue pulang. gue bakal jelasin acara dan gimana perjalanan gue selama kurang lebih 14 hari ini.
(ini jadwal itinerary kita)
1. Ngapain di India???
okey, firstly, tujuan utama kita adalah mengikuti ajang MUN yg diadakan oleh CBIT (CHaitanya BArathi Institute of Technology) Hyderabad. Udahpada tau MUN itu apa? MUN itu Model Unted Natios. bahasa awamnya kayak simulasi sidang pbb yang diikuti oleh mostly, mahasiswa dimana disana bakal terlatih speech, lobbying, debating, dan nambah pengetahuan kita banget tentang international issues. karena of course bahan diskusi kita adalah masalah2 internasional yg lagi hot news banget. Di anak2 fisip acara sejenis MUN itu sudah biasa. banyak diadakan di lokal kampus, antar kampus, hingga luar negeri. Contoh MUN di dalam negeri yang bisa diikutin IndonesiaMUN, JakartaMUN, NusantaraMUN. buat yang newbie atau baru tertarik dengan ajang ini, coba aja, di search di google, dg kata kunci itu. Dan yang kita ikutin sekarang adalah MUN internasional yang bertepatan di India.
Trust, this is my firs MUN, my firs internationalMUN, and my first go abroad. So, ternyata banyak banget benefit yang kita dapet dari acara beginian. experience pasti, temen dr berbagai negara itu yang paling penting, pelajaran bagaimana speech yang bener, debate yang keren, research and analyze problem gimana. pokonya bagi siapapun yang punya cita2 jadi diplomat, atau mau jadi dubes dan sejenisnya. you have to try this event guys!!!!
2. Dapet duit dari mana?
Untuk acara seperti MUN (Model United Nations) ini, bakal ada biaya pendaftaran untuk makan dan akomodasi secara konferensi. Pada CBIT MUN ini, para international delegates diharuskan membayar sebesar 250ribu rupiah. Ini agak sedikit berbeda dengan domestic delegates, mereka agak lebih mahal. karena prefer kita negara asia seperti india. Tentunya budget kita tidak semahal MUN di Eropa dan Amerika. Karena kita pergi sebagai tim, jadi jauh-jauh hari kita sudah mempersiapkan puluhan proposal yang disebar ke berbagai instirusi dan perusahaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Diantara kami adapula yang mengajukan proposal individu ke daerah masing-masing atas nama putra daerah. Dan alhamdulillah, proposal kami tembus di beberapa instansi. Namun, dana proposal tidaklah mencukupi biaya tiket dan akomodasi selama 2 minggu disana akhirnya, untuk melengkapinya, kami putuskan untuk memakai uang pribadi kami masing-masing.
Gue sangat bersyukur karena punya head delegates yang keren banget. Namanya Andri Zainal semester 7 HI. Dia perfectsionis korelis, emang cocok jadi leader. Semua booking tiket pesawat pp dan booking hotel + kereta dia handle semua. Dan beres.
So far, jumlah 27 juta sekian itu, dibagi 7 jadi sekitar, nggak sampe 4 juta per orang. tu barutiket pesawat. Kalo di hitung-hitung bersih, + biaya tiket kereta , makan dan sedikit oleh2, perorang menghabikan 5-6 juta (itu sudah termasuk tiket pesaat yang terlampir di atas ya). Uang sponsor sendiri, kita gunakan untuk visa on arrival, akomodasi, dan booking hotel. Surely, acara MUN kayak gini, nggak ada kerjasama anatar kampus sama sekali. Ini murni inisiatif organisasi kampus, atau bahkan individual mahasiswanya sendiri. Jadi tidak ada kontrak UIN selalu kirim delegasi di setiap tahunnya. Biayanya pun sejujurnya murni dari mahasiswa, di acara-acara Mun internasional sebelumnya, tidak sedikit dari mahasiswa yang murni 100% dengan biaya sendiri. Hanya jika memang ingin agak ringan, proposal sangat membantu sekali dalam permasalahan finansial.
3. Lets Trip!
Karena konferensi berlangsung sejak 30 Agustus hingga 2 September, jadi kita putuskan untuk berangkat pada tanggal 28 Agustus. Karena ini masih di bulan syawal, h-1 sebelum keberangkatan aja, anggota delegasi kita masih terpisah di kampung masing2. Gue sendiri baru menginjakkan kaki di Ciputat tanggal 27 Agustus, setelah 1 bulan uzlah Romadhon hingga hari raya di bumi permai Jember, Jawa Timur. Well, kami berangkat pukul 4 pagi ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, tiap orang dari kami bawa satu tas/koper ukuran kabin, juga ada 1 koper besar bersama untuk ditaruh di bagasi. Karena pesawat yang kami ambil dengan budget seminim-minimnya, jadi kami harus transit dulu di Kuala Lumpur, baru kemudian langsung ke India.
FYI : sebelum check in, karena kita dianter pake mobilnya farah, eh saudaranya bawain kita rengginan seplastik gede. Mau nggak mau kita bawa aja deh di pesawat.
#Rengginan
Finally saat menunggu di Kuala Lumpur selama kurang lebih 3 jam, Rengginan itu berguna juga kami makan untuk mengganjal lapar. Ternyata tidak Cuma sampai disitu umur si rengginan, karena kami masih terus memakannya hingga detik-detik terakhir kepulangan kami menuju Indonesia. Dari mulai perjalanan kami di kereta selama 19 jam dari Chenni-Hyderabad, Hyderabad-Agra, Agra-Lucknow, hingga pada titik penghabisan saat gue makan nasi briani terakhir di New-Delhi. Kami juga sering menawarkan rengginan itu ke teman2 baru kami di kereta, mengenalkan bahwa ini makanan tradisional indonesia. Eh ternyata ada juga makanan tradisional India sejenis ini. Selain sebagai cemilan ringan, rengginan itu sanagt lah penting bagi kami untuk mengganjal lapar, karena tidak semua makanan India bisa diterima oleh perut kami. Bukan tidak semua, api hampir semua. Mereka menggunakan banyak sekali bawang bombai dalam makanan mereka. Dan itu terasa sanagt aneh dan asing di lidah indonesia.
#Keberangkatan 28 Agustus 2012
Kami take off dari Soetta sekitar jam 7.30 dan tiba di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) sekitar jam 08.30, dengan Mandala Airlines. Kemudian kami sempat branch (Breakfast+Lunch) di sana dan menunggu beberapa jam, karena keberangkatan kami sekitar pukul 16.00 sore. Well, kami pun lepas landas dengan Air Asia menuju Chennai-India selama 4 jam.
#Visa on Arrival (VOA)
Masalah visa adalah masalah terbesar kami sejak awal, karena tujuan kami disana konferensi MUN ternyata dari kedutaan India meewajibkan kami untuk membuat Visa Konferensi seharga 1.000.000 rupiah. Dan itu sangatlah mahal bagi kami, akhirnya dengan kebulatan tekad kami sepakat untuk menggunakan visa on arrival yang kami urus di Chennai. Dengan sdikit berkilah bahwa alasan utama kami ke India adalah holiday. Visa on Arrival India sekitar 600.000 rupiah, itu sangatlah menghemat, uang bersama kami. Awalnya kami sanagtlah deg-degkan dan takut, karena kabarnya pmbuatan VoA ada sesi wawancara satu persatu. Otomatis, kami harus menyusun strategi yang kompak agar tidak dicurigai apa-apa. Tapi ternyata, alhamdulillah, setiba kami di Chennai, kami dengan mudah membuat VoA tanpa harus diwawancarai satu persatu, cukup head delegates kami saja yang ditanya apa dan maksud tujuan ke India. Dan kami tinggal mengisi form VoA dengan lengkap dan sama satu sama lain.
Selepas lolos dari kantor Imigrasi Bandara Chennai, kami pun belum tenang, karena tidak tahu akan ke hotel menggunakan apa dan dengan siapa. Untungnya, ketika kami keluar dari bandara, ada sesosok pemuda India berkaos biru dengan lantang berteriak, “Endrii.... Endrii...” sontak kami terkejut, dan tentu saja, yang dipanggil itu adalah head delegates kami kak Andri. Ternyata itu Bavesh, ya, dia adalah salah satu panitia CBITMUN yang ternyata sudah berjanji akan menjemput kami di bandara. Kami pun bersyukur lega. Tak lama kemudian, kami sudah duduk di dalam taksi India seperti taksi di film-film bollywood yang sering kita tonton dahulu. Tak ada ac disana, tak ada radio yang terdengar pula. Namun, secara pelan-pelan kami pun disadarkan, “yeah... we are in India now, guys!”
to be continue...