Bagaimana Indonesia sekarang adalah bagaimana mahasiswa sekarang. Kerap kali kita mendengar teriakan slogan-slogan penyemangat mahasiswa di tiap-tiap kampus. Namun, pertanyaannya sekarang adalah, adakah aksi kompak yang nyata dari para intelektual muda (mahasiswa) dari segala penjuru wilayah Indonesia untuk bersatu padu melakukan perubahan untuk bangsa ini?
Mahasiswa bukanlah kelompok yang berusaha mendapatkan kekuasaan, melainkan suatu kekuatan moral yang secara aktif ingin ikut berperan dalam mencapai cita-cita negara. Tugas mahasiswa, dalam konsep ini melakukan kritik terhadap keadaan sosial yang kacau. (Budiman, 1976) Berikut ini akan saya jelaskan dua peran penting pergerakan mahasiswa sesungguhnya;
1. Peran sosial Seperti yang sudah disebutkan gerakan mahasiswa mempunyai peran penting dalam sosial masyarakat. Di periode tahun 2004-2009 Indonesia sempat mengalami masa-masa mendung, karena terjadi bencana di mana-mana. Dari mulai tsunami, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir. Segala bentuk bantuan sangat dibutuhkan bagi para korban bencana. Sukarelawan mahasiswa sangatlah dibutuhkan, karena kegiatan kemanusiaan yang berhubungan langsung dengan masyarakat ini, memberi kesan bahwa mahasiswa ada untuk bangsa.
2. Peran Politik Ada beberapa pengamat politik yang mengatakan, di era ‘08, ’28, ’45, ’66, atau ’98 gerakan mahasiswa disinyalir hanya sebagai alat politik pihak-pihak tertentu. Seperti di era 66, yaitu gugatan turunnya Presiden Soekarno. Mahasiswa diduga hanya dijadikan alat oleh musuh-musuh rezim Soekarno di masa itu. Namun, terlepas dari itu, semangat nasionalisme mahasiswa dikala itu patut diacungi jempol! Karena sejatinya, mereka telah membuktikan eksistensinya sebagai agent of change dengan keberhasilan gerakan reformasi di era 66 dan 98.
Sekarang saya merasakan absennya kontribusi signifikan mahasiswa dalam konteks berbangsa dan bernegara mulai menjamur. Peran mahasiswa tidak lagi aktif dalam pencapaian cita-cita bangsa, namun terhenti dengan kebutuhan personalitas dalam ketuntasan perkuliahan. Tidak jarang kita temui mahasiswa yang sangat acuh dengan kondisi keadaan bangsa saat ini, karena ia hanya berorientasi cepat lulus dan sibuk memikirkan kompetisi individual di dunia kerja. Lalu jika tidak ada semangat nasionalisme mahasiswa lagi, siapa yang akan menyuarakan suara-suara yang tidak disampaikan oleh wakil rakyat? Siapa yang bisa merubah Indonesia bangkit dari keterpurukan tata kelola pemerintahan, dan birokrasi yang tidak sehat di Indonesia sekarang? Belum lagi kasus korupsi yang kian menjajah dan mewabah, ketidaktransparan biaya subsidi rakyat hingga ke tingkat paling rendah, hingga penegak hukum yang tebang pilih. Saya yakin, masyarakat kalangan bawah yang terpencil di pelosok negeri ini tidak akan mampu bersuara lantang mengeluh atas segala kesemrawutan pemerintahan yang kian menekan mereka. Mereka akan tetap melakukan aktifitas sehari-hari dengan nrimo. Saat bbm naik, petani akan tetap pergi ke sawah, saat korupsi mewabah, tukang ojek tidak akan ikut-ikutan turun ke jalan menyuarakan kritisasi tentang pemerintahan, mereka akan tetap melakukan aktifitas mereka. Karena di fikiran mereka adalah bagaimana cara menyambung hidup. Tanpa peduli kerusakan pemerintahan dan kehancuran sistem kesejahteraan yang harusnya mereka rasakan sepenuhnya. Sudah jelas bahwa, mundurnya negeri ini buakn karena orang-orang miskin, kecil, atau tidak berpendidikan, tapi justru oleh pejabat-pejabat besar yang hati nuraninya sudah tertutup dengan kepentingan dirinya sendiri.
Nah, pantaskan kita sebagai generasi yang mempunyai peran yang cukup berpengaruh dalam roda perpolitikan Indonesi untuk diam? Diam untuk rakyat Indonesia yang terzolimi? Nasionalisme harus kembali dikobarkan! Pergerakan harus kembali dipanaskan! Bangsa Indonesia sedang menunggu kita untuk perubahan! akankah kita hanya akan berkelut dengan teori-teori konspirasi yang tak pernah habis tanpa ada pergerakan yang nyata bagi diri kita sekeliling kita, dan bangsa kita? Mari LAKUKAN PERGERAKAN! BUKANPERGESERAN! HIDUP MAHASISWA!!!