Mengapa aku tulis judul seperti itu? Bukankah itu yang sering dikatakan orang?
Happy Graduation!!! Welcome to the Jungle!" 

Well, iam not really understand enough actually, buat setelah satu bulan menanggalakan toga itu, rasanya bulan ini aku mulai mengerti kalimat itu. Kebingungan sarjana s1 setelah sarjana adalah tentang 3 hal. Kerja, s2 atau menikah. Tak jauh dari ketiga hal itu.

Dari semua fenomena yang kawan-kawan jursanku alami, banyak dari mereka yang langsung bekerja, tak banyak yang langsung melanjutkan s2, apalagi menikah.  Well, dengan berbagai link dan jaringan yang ada, belum wisuda pun aku dipercaya untuk mengurusi sbuah project oleh salah satu jaringan organisasiku yang insya allah akan terwujud di bulan Februari 2016 kelak. Kesibukan memang tak berubah tapi yang berbah adalah supply dana. Ya. LPJ sarjana sudah tutup buku secara resmi, sejak wisuda di gelar. Terputuslah jaringan rekeningku dan donatur terbesar dalam hidupku, yaitu ibu. Inilah hutan yang sesngguhnya kawan.

Bagaimana usaha kau bertahan hidup di hutan belantara ini, tanpa sokongan dari siapapun. Kawanku yang mendapat kerja kantoran pun juga pernah bilang, setelah kita memegang uang, bukannya bisa foya-foya, tapi malah makin perhitungan mengeluarkan uang. karena tahu betapa lelahnya mencari mungkin ya.

Lagi-lagi jaringan, dan kawan-kawan aktifislah yang banyak memberi jalan. entah itu menjadi notulensi seminar, ataupun koordinator survey bayaran. Yang penting bisa buat ongkos gojek dan makan.

Satu yang membuat lega setelah menanggalkannya. Ada organisasi yang jaringannya siap memelukmu kapan saja. 

well, bukan kegelisahan itu yang ingin kubagi sebenarnya, karena memasuki tahun baru ini, agendaku sudah banyak yang harus dikerjakan, jadi masalah uang, kita pinggirkan lebih dahulu. Kita bahas masalah passion, impian, dan kesejatian hidup.

Semester akhir pasti bermasalah dengan skripsi. Setelah wisuda, pasti beda lagi masalah yang dihadapi. itu lagi-lagi sebuah fase pergantian kehidupan. satu fase berakhir happy ending, awal fase lain  yang dimulai dengan masalah. begitu seterusnya. Sampai kita tidak akan mengalami masalah agi di dunia ini, alias mati.

Dan mengenai passion dan impian, kufikir saat ini, ia tidak akan pergi dan lari kemana-mana, apalagi ketika kau meninggalkannya untuk belajar arti kata ketulusan dan pengabdian hidup. Nah ini agak memetaforakan pengalamanku sendiri saat ini. Yang harus dilakukan sekarang adalah mengerjakan tanggungjawab yang Tuhan berikan.

Ya rasanya ada yang berbeda. Jelas, prinsip ini sangat berbeda dengan prinsipku 4 tahun yang lalu tentang impian dan cita-cita. JIka dulu kufikir impian dan cita-cita adalah tujuan akhir. sekarang ternyata mlai berubah.

Bagiku, mimpi itu ibarat puncak mercusuar, yang akan menunjukkan arah kepada tujuan akhir. 
Oleh sebab itu, aku dan kita masih perlu dan harus untuk memilikinya. Karena ia adalah perwujudan optimisme, harapan dan alasan semua manusia untuk melanjutkan hidup.

Berbicara masalah mimpiku, ahamdulillah 2015ku berakhir sesuai rencana. Aku kembali ke Malaysia, aku Lulus Sarjana, aku jadi panitia konferensi internasional, aku bertemu dan lebih mengenal orang-orang baru dan orang-orang lama. Hanya beberapa dari target 2015, termasuk bertemu dengan si dia. :D

Kita boleh tersesat dijalan, asal jangan tersesat dalam tujuannya. 

Artinya apa? aku sedang sangat belajar memahami bahwa, hidup ini adalah pilihan kita. mungkin lebih spesifiknya bisa dikerucutkan dengan, pilihan perjuangan atau pilihan pengendalian. Tentu perjuangan akan terasi lebih berat dibanding pengendalian. Karena dalam perjuangan pasti lebih banyak terdapat pengorbanan. mengorbankan yang disukai, mengorbankan yang dicintai, mengorbankan yang org lain sukai, bahkan mengorbankan keinginan seluruh orang.
Kita hanya bisa memilih yang mana tujuan dan jalan kita. tujuan kita bisa sama, tapi jalannya yang berbeda-beda. Oh lagi-lagi ini mungkin teguraanmu, dan peringatanmu padaku, untuk lebih berhati-hati berkata tulus dan ikhlas, karena ketika aku sendiri yang diuji, aku merasa sangat berat mendefinisikan, menerjemahkan, serta mengamalkannya.

Yang aku yakini adalah, yang aku kerjakan sekarang adalah banyak berhubungan dengan kalam-kalamMu. Maka Ya Tuhan kumohon sangat sekali padamu, jangan biarkan hatiku, setitik saja ternodai kotor oleh perasaan-perasaanku sendiri yang tidak bisa mengendalikan nafsunya.

Ya, ini adalah pilihan, namn bukan final. untuk meramal hari esok aku tak mampu, bahkan 5 menit lagi pun aku tak tahu. jadi aku berusaha mencoba untuk menyerahkannya padaMu.
Sang Maha Pemberi Ganti.

Cibinong, 1 Januari 2016