Sebelum kutulis essai ku yang kesekian kalinya ini, agaknya ada sesuatu yang mengganjal dihati, untuk diungkapkan di blog. 

Tempat ini tak berubah, hangatnya sama seperti saat pertama ku injakkan kaki di bumi ciputat. Belum aku mengenalnya, aku sudah merasakan tangannya yang merangkulku hangat. Bisa bertemu  4 orang yang sangat aku sayangi, bisa bertemu keluarga kecil yang penuh cerita tawa dan perjuangan. Juga yang pasti, aku bisa menemukanMu di tengah macetnya keinginan-keinginan manusia yang tak terpenuhi. 

Aku bertemu seseorang yang menurutku salah satu makhlukMu yang istimewa setelah dia, yang Kau panggil dahulu tahun lalu. Karena Kau begitu menyayanginya. Sebelum kuceritakan tentang makhluk yang kutemui disini, aku ingin sedikit bernostalgia dengannya. 

Kala itu hati ku berdebar tak henti dalam ruangan, bukan karenanya, tapi karena dewan juri yang akan memanggil nomor urutku sebentar lagi. AKu memang tidak jago membaca kitab kuning, tapi entah kenapa aku bisa berada di ruangan itu, mengikuti seleksi daerah DKI dalam lomba membaca kitab tasawuf paling tinggi, Ihya’ Ulumuddin. PAdahal persiapanku, hanyalah kitab Kifayatul Atqiya’. Bukan main paniknya diriku, ketika membaca awal bab hingga akhir, hingga terbata-bata. DI sudut ruangan yang sama terlihat lelaki berkemeja coklat, tidak seperti teman-teman tandingannya yang bersarung dan berpeci, Ia sama sekali tidak memakainya. Ketika gilirannya, ia pun membaca karangan terpopuler Imam Ghazali tersebut tanpa jeda, sampai-sampai dewan juri mengetesnya dua kali, karena tidak percaya kefasihannya. Tubuhnya tidak tinggi, pakaiannya kemeja rapi, parasnya teduh, nampaknya umurnya pun tidak jauh dariku. Ketika ia membaca cahayanya pun menyinari, hingga menyilaukanku, aku benar-benar tertegun tak bergerak mendengarnya membaca. “Subhanallah, pinter bgt nih orang!” perangainya pun ramah dan tawadlu’. Setelah itu, kami sempat berkomunikasi cukup lama, via telfon, via pesan fb. Dan aku lama-lama semakin mengaguminya, menyukainya, dan mulai mendoakannya. Rasanya bagai katak merindukan bulan. Siapalah diriku ini menginginkannya. TApi, hati ini tak bisa dibohongi. Ya sepertinya inilah yang disebut orang “cinta pertama” Aih, benarkah. 1 tahun, kami berhubungan dengan baik. Kemudian lost contact karena aku ujian. aku sempat membelikannya al-quran terjemah bahasa inggris, karena dia tidak bisa datang kepondokku, jadi kuberikan saja kpd teman pondokku.  

Ah, siapapun malaikat itu, aku tetap mengaguminya. Sesekali kubuka profil fbnya, kulihat, ternyata dia sudah pergi ke Yaman, mendapatkan beasiswa.  “Subhanallah” lagi-lagi kata itu yang kuucap.  Kulihat ia tidak banyak berinteraksi di media sosial, mungkin aktifitas belajarnya disana padat. Karena lamanya waktu, aku pun melupakannya pelan-pelan. Sampai kabar itu pun datang, ia sakit keras dan harus dibawa ke Indonesia. Aku tidak berani menghubunginya sama sekali karena tidak tahu harus menghubungi siapa. 4 bulan ia di Indonesia, dan Kau pun memanggilnya dahulu untuk bertemu denganMU. 

Di halaman fbnya banyak terkirim ucapan bela sungkawa, dan point pentingnya adalah, ketika adiknya mempost beberapa pesan dari syekhnya di Yaman, “MUrid saya yang satu ini adalah warosatussohabah. Akhlaknya persis dengan sahabat, tidak jauh” sebegitu mulyakah ia? Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kami diciptakan olehMu dan akan kembali kepadaMU.
Aku ingat sekali dalam pesan fb, yang sekarang sudah hilang karena akunnya di non aktifkan. 

 “Kaka mau jadi apaa? /
“AKu mau jadi Auliya/ Kekasih Allah”
“ wah subhanallah” jawabku singkat. 

Sama sekali tak terfikir olehku saat itu , betapa sulit menjadi Auliya Allah. Aku hanya berfikir, kok Cuma jadi itu ya?”

Semoga ia benar-benar tenang disisiMu dan bisa meraih cita-citanya menjadi kekasihMu. Wahai Engkau yang maha lembut dan SUci, Karena Rahmatmu lah kami terlahir Islam, karena rahmatMu lah, aku bisa menyembahmu sekarang dan semoga sampai aku menjemputnya bertemu denganMu kelak. Dengan rahmatMu pula kau tunjuk para kekasihMu itu. Jadikah aku salah satu diantara mereka, Wahai Sang MAha Lembut. Izinkan aku bisa bergabung-dengannya dan kekasih-kekasihMu yang lain. 

Khususon Ila ruhi, Muhammad Habibi, Alfatehah…



Leave a Reply