Kadang, orang dewasa yang justru lebih sulit menerima perbedaan dibanding anak-anak kecil. Komentar-komentar dan cara pikir orang dewasalah yang justru membuat kebijaksanaan mereka runtuh. Lenyap. -Windy A- (penulis)







Iklan" krim pemutih, berbagai alat teknologi pembentuk badan, dan model" yang dipakai telah mendoktrin kaum penikmat televisi yg sebagian besar anak" dan remaja atas standarisasi suatu gaya hidup yang secara tidak langsung mengikis kepercayaan diri sang anak jika tidak sama dengan apa yang mereka lihat. Dan pada akhirnya bisa menjajah kepercayaan diri mereka yang sudah diciptakan sedemikian indahnya oleh yang Maha Sempurna.

Ya, benar sekali jika seorang sahabat bilang, Jika kita tidak bisa menerima diri kita sendiri bagaimana orang lain bisa menerima diri kita?
 Kita diciptakan beraneka ragam di muka bumi dengan berbagai kulit yang berbeda, ras yang berbeda, mata yang berbeda, hidung yang berbeda, mulut yag berbeda. Pernahkah anda berfikir, berapa milyar cetakan wajah yang dimiliki Tuhan untuk milyaran makhluknya yang silih berganti hidup dan mati? Dari kutipan diatas, logika pun berjalan. Kita akan seperti apa yang kita anggap. "We are is what we think about we are" apa yang kamu pikirkan tentang kamu, itulah kamu. Mindset "cantik" yang terdoktrin di media, sebenarnya sudah salah. kepentingan promosi produk agaar laku sepertinya lebih besar keptimbang niali pendidikannya. DI luar negeri sendiri, toleransi antar ras, warna kulit dan bentuk wajah lebih tinggi. hanya dengan respect kepada orang, tebar senyum, dan beri attantion saja, kita sudah bisa menjadi teman yang nyaman untuk mengobrol.

kalau disini yang cantik itu yang putih, apakah, suku papua tidak ada yang cantik? Kalau disini yang cantik itu yang matanya bulat, bagaiaman dengan orang China? Standart cantik di muka bumi ini pun sanat berbeda setiap ras. Dari suku dayak contohnya, yang paling cantik diantara mereka adalah yang telinganya paling panjang, sehingga remaja-remaja wanita disana memakaikan anting dr besi yang berat, untuk memanjangkan daun telinga mereka sejak umur 13 tahunan. Beda lagi dengan suku Padaung di Myanmar yang menganggap yang paling cantik diantara mereka adalah yang lehernya paling panjang. sehingga anak-anak  wanita yang berusia 7tahun mulai memasukkan gelang-gelang kuningan di leher mereka, sehingga mencapai remaja, leher mereka sudah memanjang. NAh, ada lagi wanita suku Mursi di Afrika dan wanita suku Apatani di India. SUku Mursi menganggap cantik dirinya dengan cara melebarkan bagian bawah bibirnya dengan cara memasang piringan kecil di bawah bibir mereka selama bertahun-tahun, sedangkan suku Apatani di India melambangkan kecantikannya dengan emmakai penutuk hidung berwarna hitam di atas lubang hidungnya. orang awam melihatnya seperti menyiksa diri, tapi mereka menganggap itu adalah nilai "cantik" dalam kehidupan mereka.

Standar cantik toh berbeda-beda dan tak ada standarisasi yang selama ini diagung-agungkan oleh dunia Barat melalui perkembangan epistemologi modernisme. Epistimology modernism yang meyakini "kebenaran itu ada" telah menciptakan  standart-standart modernisasi yang sudah tertanam secara tak langsung dalam otak manusia hingga kini. Ini adalah contoh kasus mengerikan dampak modernism yang tertanam pada ratusan tahun yang lalu, Genosida 6 jutaan kaum Yahudi oleh rezim Nazi jerman pada peristiwa Holocaust, berlandaskan paham darwinisme tentang tingkatan ras paling rendah hingga paling tinggi, membuat suku Arya menganggap dirinya paling tinggi, dan harus memusnahkan kaum yahudi yang berada di tingkatan paling rendah.

Karena menganggap "kebenaran mutlak itu ada" sehingga muncullah, standart-standart nilai modern. Modern diklaim menjadi patokan paling tinggi peradaban manusia. Dari mulai perkembangan teknologi, busana, gaya hidup, barang-barang dan konsumsi makanan kian mewabah di seluruh dunia. gaya hidup modern standart barat semakin meluas karena media pun di dominasi oleh barat. arus globalisasi mempercepat itu semakin meluas dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat dunia.

Inner Beauty
"inner beauty" itu ada pada setiap manusia. setampan apapun pria dan secantik apapun wanita jika tidak diasah tidak akan nampak. Setiap manusia terlahir indah.

Beauty diterjemahkan sebagai cantik, indah, menarik. Sedangkan Inner bagian dalam. Jadi secara keseluruhan, Inner Beauty bermakna sesuatu yang cantik, menarik, di mana kecantikan tersebut merupakan pancaran dari dalam diri seseorang. Pancaran kuat inilah yang menyebabkan mengapa seseorang tampil begitu penuh mempesona. Pengertian Inner Beauty jika kita artikan ke dalam Bahasa Indonesia yaitu: Kecantikan bagian dalam" dan disebut juga kecantikan bathiniah. Inner beauty itu tidak terwujud. Kecantikan hakiki adalah kecantikan yang muncul atau timbul dari dalam diri. Namun budaya iklan memabukan dan melenakan para wanita menjadi salah satu pemicu untuk memilih jalan pintas. Padahal kecantikan dari dalam diri tidak berbiaya mahal. hanya ketulusan hati dan rasa syukur yang memberikan aura positif yang tidak kalah dengan kecantikan fisik.1

Karena yang lebih dari kecantikan dan ketampanan fisik adalah "inner beauty"

Setiap manusia itu tercipta istimewa jika kita bisa melakukan semua yang terbaik tanpa harus terjebak dalam konsep ‘sempurna’ yang diamini sebagian besar orang.

Ada banyak orang yang 360 hari sibuk memikirkan dirinya sendiri, ada yang hanya sibuk memikirkan dirinya dan keluarganya saja, ada yang sibuk memikirkan dirinya, keluarganya, lingkungannya, ada juga yang sibuk hingga memikirkan negara dan umat sedunia.

Jgn sampai terlalu sibuk memikirkan kulit yang berumur hanya 60/70 tahun. tapi lupa merawat jiwa dan ruh yang nanti akan berumur jutaan tahun lamanya.

2 komentar: